Three Cute Cherries


Selasa, Mei 31, 2016

aku tak ingin membenci matahari

-Tuhan aku tak ingin membenci matahari -
Sang surya yang datang dalam mimpiku merupakan awal keyakinanku
Ada lelaki tua yang menyapa kabarmu wahai suryaku
Aku terjengah air mata menetes dalam mimpiku
Meskipun lelaki tua itu tak ada di dunia ini namun ia tetap memperhatikanku dari alam sana.
Suryaku datang di dunia nyata ia begitu bisa menerangi bumi dan seisinya
Sehingga bisa tumbuh berbagai macam pohon di dalamnya menghidupkan kembali bumi yang sedang padam.
Ia mengajarkanku agama, sastra, budaya, sosialita yang tak ku ketahui sebelumnya.
Waktu silih berganti suryaku terhalang oleh awan terkadang ia bersembunyi dan hilang dibalik awan gelap.
Aku ingin tetap melihatnya walaupun terkadang petir menyambar dikala aku menunggunya keluar.
Tapi selalu ada harapan bahwa hujan lebat ini akan segera reda, awan itu akan segera hilang dan petir itu akan segera pergi.
Malampun tiba suryaku hilang, kenapa malam ini begitu panjang seakan akan tidak ada lagi pagi hari.
Aku melihat begitu banyak bintang dilangit suryaku berada diantara mereka tapi aku tak dapat melihatnya lagi karena semuanya berkilauan hampir tak ada bedanya.
Fajar akan segera datang burung burung siap berkicauan dan bintang bintang mulai menghilang tapi kali ini aku takut bertemu siang hari andai siang hari yang cerah tapi jika siang hari yang kelam seperti hari  kemarin aku takut membencimu wahai matahariku.

itulah segenap rasaku saat ini aku menyerah saat ini ketika ia lebih memilih yang lain aku sungguh tak ingin membencimu tapi apalah daya fitrah manusia untuk saat ini aku tak kuasa untuk bersikap ikhlas terhadap apa yang kau perbuat.
Jika aku merasa lebih baik dari dia tentu aku salah apalah manusia di hadapan tuhanNYA tak ada arti apa apa. Bulan ini horor banget ibarat hujan lebat yang turun di tengah terik matahari dan pelangi yang berwarna gelap.