Three Cute Cherries


Sabtu, April 07, 2012

ANALISIS JURNAL KIMIA




PERUBAHAN KONSEPTUAL YANG DICAPAI
MELALUI PENGAJARAN BARU PADA KONSEP ASAM BASA
1.      Pendahuluan
a)      Latar belakang
Kimia adalah salah satu pelajaran yang sulit di tingkat sekolah menegah keatas oleh karena itu siswa mempunyai banyak kesulitan dalam memahami konsep kimia (Kavanaugh et al., 1981). Banyak topic kimia yang menyebabkan miskonsepsi karena materi kimia banyak yang dihubungkan dengan materi yang lain contohnya materi asam basa. konsep ini banyak berhubungan dengan konsep yang lain contohnya kesetimbangan,, reaksi kimia, stoikiometri, dan larutan. Ada berbagai sumber dari salah faham yaitu : pengalaman kehidupan sehari-hari, berlatih bahasa tradisional, tidak sepadannya pengetahuan guru dengan murid, kurang tepat dalam  mengartikan istilah kimia, dan buku teks. Sangat disayangkan sekali pada saat ini kurikulum dan teks book masih ada yang miskonsepsi pada saat perancangan kurikulum seharusnya di siapkan oleh komisi pusat matang-matang, tapi ini sering kali di abaikan. Perubahan konseptual merupakan salah satu bagian dari mekanisme belajar yang diperlukan pelajar untuk mengubah mereka tentang fenomena suatu konsep melalui pengaturan kembali dan menggabungkan kepada pengetahuan yang sudah ada.
b)      Rumusan masalah
Siswa tertarik pada pengetahuan adalah faktor tepenting pada pembelajaran (Hofstein et al., 1976).supaya pembelajaran dapat mempengaruhi sikap siswa ke arah sains maka dibuatlah New Teaching Material (NTM) ini di desain agar merubah konseptual konflik siswa tentang miskonspsi terhadap materi asam dan basa. Penggunaan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui berpengaruh tidaknya (NTM) pada materi asma basa mengenai miskonsepsi dan sikap kimia siswa pada kelas x.
1.      Akankah bahan pembelajaran baru (NTM) atau  tradisional kah yang lebih efektif dalam pencapaian belajar dan sikap sains siswa?
2.      Apakah bahan pembelajaran baru (NTM) dapat meningkatkan perubahan konseptual asam basa terhadap siswa?
c)      Tujuan penelitian
Ingin mengetahui metode apakah yang lebih efektif (New Teaching Material (NTM) atau tradisional)  dalam pencapaian belajar dan sikap kimia siswa serta dalam meningkatkan perubahan konseptual asam basa
2.      Landasan teoritis
Peneliti mengemukakan bahwa siswa sering membangun teori mereka sendiri tapi berlawanan dengan ilmu sains (Osborne et al., 1985) disarankan bahwa pelajar membangun pengetahuan dan konsep mereka dari kemampuan dan pengalaman mereka  (Osborne et al., 1983). Ini memperlihatkan bahwa setiap individu belajar dari corak dan model yang berbeda. Untuk alasan ini, pembangunan kurikulum telah memulai ke jadilah dikendali untuk pokok pembicaraan individu atau konsep semasa tiga dasa warsa terakhir atau seperti itu (Osborne et al., 1982; Osborne et al., 1985). Model pembelajaran yang terbaik adalah perubahan konseptual Posner, Benturan, Hewson, dan Gertzog (1982) Untuk mengubah konseptual siswa, model ini terdiri dari empat tahap (1) siswa harus merasa tidak puas dengan konsep yang mereka ketahui (2) konsep yang baru harus dapat dimengerti (3) konsep baru harus masuk akal (4) konsep ini harus berhasil. Setelah kondisi ini dapat terpenuhi, maka siswa dapat mengalami perubahan konseptual.
3.      Metode Penelitian
a)      Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada delapan puluh delapan murid kelas x tingkat SMA di sekolah pantai utara dari daerah laut hitam di Turki. Di kelas x  ada delapan kelas yang terdiri dari 22-24 murid per kelas. Dua diantara empat guru kimia ikut berpartisipasi pada penelitian, masing-masing memegang 2 kelas. Kelompok eksperimen diambil secara acak dua kelas dan dipegang oleh guru A, kemudian kelompok kontrol di pegang oleh guru B.
b)      Instrument
Guru pada kelompok eksperimen diberi pelatihan NTM selama dua minggu sebelum di implementasikan pada siswa agar dapat dipastikan pengajaran NTM diterapkan pada pembelajaran sesuai dengan rencana. Kelompok control dan eksperimen keduanya diamati saat implementasi, untuk kelompok eksperimen menggunakan cara NTM dengan mencoba menolong siswa menyamakan persepsi siswa yang sudah ada dengan konsep yang sebenarnya, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Kedua kelompok diberi waktu yang sama untuk pembelejaran, pada kelompok eksperimen di fokuskan pada persiapan lembar kerja, analogi  dan demonstrasi dari pembelajaran NTM. Desain ini di anjurkan bagi siswa yang miskonsepsi dalam materi asam basa. Contoh implementasi dari lembar kerja seperti di bawah ini :Pada langkah ini masing-masing lembar kerja di fokuskan pada miskonsepsi
Figure 1 : dalam langkah ini siswa dihadapkan pada miskonsepsi tanpa indikasi apapun mereka dinyatakan miskonsepsi. Aktivitas ini ditujukan  untuk membawa siswa keluar dari konsepnya(fikiran siswa) . Pada akhirnya diambil grup  kecil (empat sampai lima orang ) dan berdiskusi untuk membahas miskonsepsi dan di bimbing oleh guru. setelah itu siswa mengubah salah faham mereka dan kemudian menyempurnakan lembar kerja mereka. Sebagian besar aktifitas dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dan di demontrasikan oleh guru.
Concept achievement test (CAT)
Ada dua puluh soal test terkait konsep asam basa untuk mengidentifikasi siswa tentang miskonsepsi. CAT ini test nya berbentuk pilihan ganda, masing-masing soal pada CAT harus diterima secara ilmiah salah satunya secara umum telah diungkapkan pada pembahasan sebelumnya dan ditemukan pada sesi wawancara dan yang ketiga layak dan masuk akal. Langkah-langkah yang di ambil selama CAT adalah yang pertama topik berlandaskan kurikulum kedua  litelatur yang behubungan dengan siswa diuji ketiga wawancara pada 10 murid  untuk mengetahui miskonsepsi mereka dipilih secara acak. Miskonsepsi dapat di identifikasi dengan pilihan berganda contohnya :
a)      asam dapat membakar dan melelhkan apapun
b)      minuman soda mengandung basa lemah
c)      asam kuat dapat melelehkan logam
d)     asam lemah dapat di cicipi
e)      semua asam punya gelembung
jawaban yang benar adalah yang D dan yang miskonsepsi adalah yang A. untuk memvalidasi soal ini diujikan di salah satu SMA di kota Trabzon. Setelah di analisis terdapat 20 soal, Dengan koefesien reabilitasnya 0.92. Siswa mengerjakan soal dengan waktu 45 menit dengan membandingakn pre test dan post test pada setiap kelompok.
Wawancara dengan siswa
Sepuluh murid di wawancara dengan waktu 30-40 menit untuk mengetahui persepsi tentang konsep asam basa. Wawancara dilakukan tiga bulan sebelum mereka di ajari konsep asam basa. Untuk wawancara murid di ambil dari kelas pertengahan yang terdiri dari enam murid laki-laki dan empat murid perempuan.. hasil dari wawancara ini di pakai untuk membuat soal CAT.
Chemistry Attitude Scale (CAS)
Dalam CAS ini terdapat 25 pertanyaan sikap (11 positif dan 14 negatif) pertanyaan ini di desain untuk mengukur sikap siswa terhadap kimia. Karena salah satu tujuan dari NTM adalah untuk mengukur sikap kekimiaan siswa. Contoh pertanyaan sikap yaitu : aku suka kimia, aku ingin kursus belajar kimia, dan kimia itu menyenangkan dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam CAS ada lima skala yaitu (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju )Data yang di dapat untuk 11 pertanyaan positif  yaitu 5 sangat setuju dan 1 sangat tidak setuju , dan untuk 14 pertanyaan negative di dapat yaitu 1 sangat setuju dan 5 sangat tidak setuju.
Desain
Desain pada penelitian menggunakan quasi eksperiment
Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post test
Eksperimen
T1,T2
X1
T1,T2
kontrol
T1,T2
X2
T1,T2
X1 : menggunakan NTM, X2 : Tradisional, T1 :CAT, T2 : CAS
4.      Hasil Penelitian
CAT dan CAS  dujikan pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control pada pre test tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Ini menunjukan bahwa kedua kelompok equivalent. Pada pertanyaan yang pertama Akankah bahan pembelajaran baru (NTM) atau  tradisional kah yang lebih efektif dalam pencapaian belajar dan sikap siswa? Dapat dilihat pada data disana ada perbedaan yang berpengaruh terhadap ilmu kimia kelompok eksperimen (M= 73.9, SD= 12.7) dan kelompok kontrol (M= 60.0, SD= 15.9) t= 4.496, p< 0,001 ini menunjukan bahwa kelompok eksperimen mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control. Pada saat uji T juga terlihat sangat signifikan pada kelompok eksperimen (t = 2.528, p = 0.013) ini karena kelompok eksperimen lebih banyak menggunakan waktunya di labolatorium dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Persentasi miskonsepsi pada kedua kelompok dilakukan dengan pre-test dan post-test. Salah faham yang sangat umum adalah mengenai Semua garam adalah netral pada kelompok eksperimen 84% dan pada kelompok control 95% setelah kelompok eksperimen diberikan model NTM dan kelompok control diberikan pengajaran yang biasa(tradisional) didapatkan hasil yang signifikan antara kedua kelompok persentasenya kelompok eksperimen 18% dan kelompok control 41% .
5.      Kesimpulan
Hasil dari NTM berlandaskan perubahan konseptual siswa lebih baik dalam memperbaiki maslah miskonsepsi siswa dibandingkan dengan pengajaran yang konvensional. Tidak hanya pemahaman siswa saja yang harus baik tapi ketertarikan siswa terhadap kimia. Sehingga guru tidak hanya mengajarkan asam basa saja tetapi juga mengorganisir aktifitas siswa ke dalam kehidupan sehari-hari, karena sebagian besar siswa mempunyai gambaran secara umum pada pengalaman kehidupan mereka sehari-hari. Pada NTM penekanan pada praktikum di labolatorium karena sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan sikap siswa kearah  kimia.
6.      Komentar saya
Menurut saya NTM ini bagus di terapkan pada pembelajaran untuk dapat merubah  konseptual siswa mengenai materi asam basa karena  terkadang siswa hanya tahu asam saja itupun di hubungkan dengan konsep yang sudah ada pada dirinya dalam kehidupan sehari-hari.